Rabu, 22 Juni 2016

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI : MODEL DATA REA

AKUNTAN DALAM SISTEM DATABASE DAN PENDEKATAN MODEL DATA REA DALAM SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SEBAGAI POTENSI SOLUSI DARI KETIDAKAKURATAN INFORMASI

MEITY ISANTY
Jurusan Ekonomi dan Administrasi UNJ, 8105133183

Abstrak
REA (Resources Event Agent) adalah pengakuan bahwa dalam sebuah sistem informasi harus mendukung kebutuhan informasi yang akurat bagi semua pengguna informasinya dalam sebuah perusahaan. Keterbatasan sistem akuntansi tradisional dalam memenuhi kebutuhan informasi dinilai kurang akurat, karena masih banyak terjadi ketidaksesuaian informasi-informasi yang dihasilkan. Model REA merupakan kerangka kerja akuntansi alternatif untuk permodelan Resource, Event, dan Agent  dalam sebuah perusahaan yang sangat penting. Dengan menggunakan Model REA, data akuntansi dan nonakuntansi yang terjadi dapat diidentifikasi, ditangkap, dan disimpan dalam basis data yang terpusat.

1.1.Pendahuluan
Akuntansi adalah sebuah sistem informasi. Sistem Informasi Akuntansi (SIA) adalah sebuah sistem informasi yang menangani segala sesuatu yang berkenaan dengan akuntansi. Sistem Informasi Akuntansi sangat penting dimiliki oleh sebuah perusahaan atau organisasi, karena berfungsi untuk : 1) mengumpulkan dan menyimpan data mengenai aktivitas dan transaksi bisnis. 2) memproses data menjadi informasi yang dapat digunakan dalam proses pengambilan keputusan. 3) melakukan control secara tepat terhadap asset organisasi. 4) menyediakan informasi bagi pemakai didalam maupun diluar perusahaan. Sistem Informasi Akuntansi bertanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan informasi baik di dalam maupun di luar perusahaan, karena SIA adalah sistem informasi yang berbasis computer (Computer Based Information System).
Dalam dunia bisnis, penggunaan teknologi informasi dan komunikasi sudah menjadi hal yang sangat penting untuk menunjang keakuratan informasi dan efisiensi dalam proses bisnis. Alat yang diperlukan untuk menjalankan sistem informasi akuntansi yaitu komputer, dan dalam pelaksanaannya dibutuhkan seorang akuntan yang mampu mengelola dan mengontrol proses bisnis dalam sebuah perusahaan.
Diperlukan database dalam penerapan sistem informasi akuntansi yang tujuannya untuk menjaga, mengelompokkan dan menyimpan berbagai data akuntansi perusahaan. Akuntan juga memerlukan model data (modeling) dan aplikasi yang bertujuan untuk membantu pekerjaannya dalam membuat dan menyusun informasi yang dibutuhkan oleh perusahaan, karena nantinya kumpulan informasi-informasi akan mempengaruhui proses pengambilan keputusan.

1.2. Pembahasan
Sebuah sistem database merupakan komponen dasar sistem informasi organisasi yang lebih besar. Siklus hidup aplikasi database memiliki hubungan yang erat dengan siklus hidup sistem informasi. Dalam proses perancangan database, ada 6 fase yang harus dipenuhi, yaitu: mengumpulkan data dan menganalisis data, merancang database secara konseptual, memilih DBMS, merancang database secara logika (data model mapping), merancang database secara fisik, dan terakhir mengimplementasikan sistem database.
Dalam mengumpulkan data dan menganalisis data, kita harus menentukan kebutuhan-kebutuhan suatu sistem database yang dimulai dengan harus mengenal bagian-bagian lain dari sistem informasi yang akan berinteraksi dengan sistem database, termasuk para pemakai yang ada dan pemakai yang baru serta aplikasi-aplikasinya. Kebutuhan dari pemakai dan aplikasi inilah yang kemudian dikumpulkan dan dianalisa. Dalam merancang database secara konseptual, tujuannya adalah menghasilkan konseptual skema untuk database yang tergantung pada sebuah DBMS yang spesifik. Dalam pemilihan DBMS, ditentukan oleh beberapa factor yaitu factor teknik, ekonomi dan politik organisasi. Dalam perancangan database secara logika, kita membuat sebuah skema konseptual dan skema eksternal pada model data dari DBMS yang terpilih. Dalam perancangan database secara fisik, untuk mencapai penampilan yang terbaik pada bermacam-macam aplikasi diperlukan proses pemilihan struktur penyimpanan dan jalur-jalur akses pada file-file database. Setelah perancangan secara logika dan secara fisik lengkap, kita dapat mengimplementasikan sistem database.
Dalam proses perancangan sistem database, seorang akuntan memiliki peran pada setiap tahapannya. Pertama, dalam tahap perencanaan seorang akuntan harus menyediakan informasi yang digunakan untuk mengevaluasi kelayakan proyek yang diajukan dan akuntan harus terlubat dalam membuat keputusan mengenai hal tersebut. Kedua, dalam tahap analisis persyaratan dan tahap desain, seorang akuntan harus berpartisipasi dalam mengidentifikasi kebutuhan informasi bagi pemakai, akuntan mampu mengembangkan skema logis, mendesain kamus data dan melakukan pengendalian. Ketiga, tahap pengkodean, seorang akuntan melakukan pengkodean dengan kemampuan sistem informasi akuntansi yang telah dimilikinya. Keempat, tahap implementasi, seorang akuntan harus mampu menguji keakuratan dari database yang baru dan program-program aplikasi yang digunakan. Kelima, tahap operasional dan pemeliharan, seorang akuntan dapat menggunakan sistem database untuk memproses transaksi dan membantu akuntan dalam mengelolanya.
Model basis data menyatakan hubungan antar rekaman yang tersimpan dalam basis data. Ada tiga macam model dasar yang paling umum yaitu: hirarkis, jaringan, dan relasional. Model hirarkis adalah model dimana data serta hubungan antar data direpresntasikan dengan rekaman dan link. Rekaman-rekaman tersebut akan disusun dalam bentuk pohon dan masing-masing node pada pohon tersebut merupakan rekaman data elemen dan memiliki hubungan kardinalitas 1:1 dan 1:M. Kelebihan model ini yaitu data dapat diambil secara cepat dan integritas dapat diatur lebih mudah. Kekurangan model ini yaitu user harus memahami struktur basis datanya dan rentan terjadi pengulangan data. Model jaringan adalah model database task group, model ini hampir sama dengan model hirarkis, perbedaannya terletak pada susunan rekaman dan linknya yaitu model jaringan menyusun rekaman dalam bentuk graph dan menyatakan hubungan kardinalitas 1:1, 1:M dan N:M. Kelebihan model ini yaitu data dapat diakses dengan cepat, user dapat mengakses data mulai dari sembarang tabel, user lebih mudah dalam membuat model basis data yang lebih kompleks, dan user lebih mudah dalam membuat query yang lebih komplek untuk mengambil data. Kekurangan model ini yaitu struktur basis data tidak mudah untuk diubah-ubah, dan perubahan struktur basis data dapat mempengaruhi program aplikasi yang mengakses database. Model relasional adalah model yang paling sederhana dan mudah digunakan. Model ini menggunakan sekumpulan tabel berdimensi dua (relasi) dengan masing-masing relasi tersusun atas tupel/baris/record dan kolom/atribut dan menggunakan kunci tamu untuk berhubungan dengan relasi lain. Kelebihan dari model ini yaitu data dapat diakses secara cepat, struktur database mudah diubah, data disajikan secara logis sehingga user tidak perlu mengetahui bagaimana data disimpan, user mudah dalam membuat query yang kompleks untuk mengambil data, data lebih akurat, user mudah membuat dan memodifikasi program aplikasi, dan bahasa standar (SQL) mudah dibuat. Kekurangan model ini yaitu kelompok informasi yang berbeda harus dihubungkan untuk mengambil data, user harus memahami hubungan antar tabel, user harus belajar SQL.
Pembuatan model data adalah proses menyusun database, agar database benar-benar mewakili seluruh aspek organisasi. Akuntan dapat menyumbangkan nilai yang besar bagi perusahaannya dengan cara bertanggungjawab atas pembuatan model data. Dua alat penting yang digunakan oleh akuntan untuk memungkinkan keterlibatan dalam pembuatan model data adalah Diagram Entity Relationship dan Model Data REA (Resource, Event, and Agent). 
Model entity relationship dibuat untuk menggambarkan persepsi dari pemakai dan berisi obyek-obyek dasar yang disebut entity dan hubungan antar entity-entity tersebut disebut relationship. Diagram ini disebut diagram entity relationship karena diagram ini menunjukan berbagai macam entitas yang dimodelkan dan hubungan antar entitas tersebut. Entitas adalah segala sesuatu yang informasinya ingin dikumpulkan dan disimpan oleh perusahaan. Model Entity Relationship mentransformasikan semua data yang ada didalam dunia nyata dengan memanfaatkan perangkat konseptual menjadi sebuah diagram entity relationship. Diagram ini melengkapi penggambaran grafik dari struktur logika, dan menggambarkan arti dari aspek data seperti bagaimana entity-atribut-relationship disajikan. Dalam pembuatan diagram entity relationship perlu diperhatikan penentuan sesuatu konsep apakah itu suatu entity, atribut, atau relationship. Diagram ER tidak hanya menunjukan isi dari suatu database tapi juga model suatu organisasi secara grafis. Diagram entity relationship juga digunakan untuk mendokumentasikan dan memahami database yang telah ada dan mengubah secara total proses bisnis, jadi tidak hanya mendesain database saja.
Model data REA (Resources, Event, Agent) merupakan model yang popular dalam sistem informasi akuntansi. REA khususnya dipergunakan dalam desain database sistem informasi akuntansi sebagai alat pembuatan model konseptual yang terfokus pada aspek sematik bisnis yang mendasari aktifitas rantai nilai pada suatu perusahaan. Jadi berguna untuk mendokumentasikan SIA tingkat lanjut yang menggunakan database, karena kardinalitsnnya dalam diagram REA menyediakan informasi mengenai praktik bisnis organisasi dan pola pertukaran ekonominya. Model data REA memberikan petunjuk dalam desain database dengan cara menidentifikasi entitas-entitas apa saja yang seharusnya dimasukkan ke dalam database sistem informasi akuntansi dan menentukan bagaimana membuat struktur antar entitas dalam database tersebut.
Model data REA mengklasifikasikan entitas kedalam 3 kategori, yaitu: Resource, Event dan Agent. Resource adalah hal hal yang memiliki nilai ekonomis bagi suatu organisasi. Contoh: kas, inventaris, peralatan, persediaan, gudang, tanah. Event adalah rangkaian aktivitas bisnis yang informasinya ingin dikumpulkan perusahaan untuk tujuan perencanaan dan pengendalian. Contoh: Aktivitas penjualan akan mengurangi persediaan dan aktivitas penerimaan kas akan menambah jumlah kas, untuk memperoleh dan menyimpan informasi mengenai aktivitas tersebut maka sistem informasi akuntansi perlu dirancang. Agent adalah orang dan organisasi yang terlibat dalam kegiatan yang informasinya ingin didapatkan untuk tujuan perencanaan, pengendalian dan evaluasi. Contoh: pelanggan, pegawai dan pemasok.
Model data REA telah menetapkan pola dasar bahwa ketiga jenis entitas tersebut harus berhubungan satu sama lain. Model data REA membantu dalam mendesain database dan mendukung manajemen rantai nilai suatu organisasi. Karenanya sebagian besar kegiatan dalam model data REA termasuk dalam satu dari dua kategori, yaitu: pertukaran ekonomi yang langsung mempengaruhi jumlah sumber daya dan komitmen yang mewakili janji untuk melakukan pertukaran ekonomi dimasa mendatang.
Keuntungan dari penggunaan model data REA yaitu akan membantu para pimpinan perusahaan (manajer) untuk mengidentifikasi berbagai aktivitas yang tidak bernilai tambah dan dapat dihapuskan dari operasional; penyimpanan data keuangan dan nonkeuangan dalam basis data terpusat yang sama dapat mengurangi kebutuhan akan prosedur pengumpulan, penyimpanan dan pemeliharaan data; penyimpanan data dalam bentuk terperinci sehingga memungkinkan adanya dukungan untuk keputusan manajemen yang lebih luas lingkupnya. Selain itu model data REA juga mendukung tampilan untuk banyak pengguna sehingga model ini akan memberikan informasi kepada para pimpinan perusahaan (manajer) berupa informasi yang lebih relevan, tepat waktu dan akurat.

1.3. Kesimpulan        
Komponen dasar sistem informasi organisasi yang lebih besar adalah sebuah sistem database. Siklus hidup aplikasi database memiliki hubungan yang erat dengan siklus hidup sistem informasi. Dalam perancangan desain database, seorang akuntan memiliki peranan yang berbeda-beda pada setiap tahapan. Peranan akuntan ini akan memberikan dampak yang positif terhadap proses bisnis di perusahaan tersebut.
Pembuatan model data adalah proses menyusun database, agar database benar-benar mewakili seluruh aspek organisasi. Akuntan dapat menyumbangkan nilai yang besar bagi perusahaannya dengan cara bertanggungjawab atas pembuatan model data. Dua alat penting yang digunakan oleh akuntan untuk memungkinkan keterlibatan dalam pembuatan model data adalah Diagram Entity Relationship dan Model Data REA (Resource, Event, and Agent).
Model data REA memberikan petunjuk dalam desain database dengan cara mengidentifikasi entitas apa saja yang seharusnya dimasukkan dalam database Sistem Informasi Akuntansi dan dengan menentukan bagaimana membuat struktur antar entitas dalam database tersebut, sehingga informasi yang akan dihasilkan akan lebih relevan dan akurat.

1.4. Daftar Pustaka
Romney, Marshall B., 2006, Sistem Informasi Akuntansi, Edisi 13, Buku 1, Salemba Empat: Jakarta.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar